Kejut.com

Rabu, 02 Maret 2011

Berserah karena pasti ada hikmah


            Ada seorang anak kecil yang merengek kepada ayahnya, “Yah……sepedaku rusak, maukah ayah membetulkannya untuku?” Ayahnyapun datang untuk membetulkan sepeda milik anak kesayangannya itu. Anak itu memperhatikan Ayahnya sambil terus memberi instruksi kepada Ayahnya “Ayah coba lihat bagian belakang, mungkin di situ kerusakannya.”Ayahnya menurutinya, tapi ternyata sepedanya masih belum bisa diperbaiki. Dan anak kecil itupun memberikan komentar lagi, “mungkin sebelah kanan yah, coba dilihat lagi.” Kali ini ayahnya juga menurutinya, tapi lagi-lagi mainannya itu masih rusak juga. “Kalau begitu coba yang di bagian depan Yah” anak kecil itu tidak berhenti berkomentar terhadap apa yang Ayanhnya lakukan dan itu membuat ayahnya mulai marah,”Sudah, kalau kamu memang bisa, mengapa tidak kamu perbaiki sendiri saja?”
            Anak kecil itupun  mencoba memperbaiki sendiri sepedanya yang rusak, tapi tidak berhasil juga. Akhirnya dia kembali mendatangi Ayahnya, “Yah, aku sangat ingin bermain sepeda bersama teman-teman” rengeknya.  Karena tidak tega mendengar rengekan anaknya, si ayah akhirnya menyerah,” Baiklah Nak, Ayah akan membetulkan sepedamu asal kamu berjanji tidak boleh memberitahu Ayah apa yang harus Ayah lakukan. Kamu duduk dan perhatikan Ayah bekerja. Tidak boleh mencela.” Akhirnya anak itu diam dan duduk manis melihat ayahnya membetulkan sepedanya sampai bisa berjalan lagi tanpa mengeluarkan komentar apa pun.

            Manusia yang seolah ingin mengatur Tuhan dengan segala keterbatasannya. Seolah “apa yang Tuhan mau” harus sama seperti “apa yang aku mau.” Berserah mungkin menjadi hal yang sangat sulit ketika keyakinan dan keiklhasan belum sepenuhnya mempunyai rumah di hati. Tapi bukankah segala sesuatu yang ditetapkan oleh Allah itu ada tujuannya? Seperti halnya usus buntu, organ yang di anggap tidak berguna dan sepele, ternyata usus inilah yang menjadi hunian aman bagi bakteri baik ketika seseorang terkena diare. Saat semua isi perut terkuras habis, maka dalam usus inilah, para bakteri tersebut bernaung agar tetap bisa bertahan dan tidak ikut keluar dari tubuh, semua itu demi menyelamatkan sistem cerna kita.
Dan pasti ada tujuannya…………….
Ada tujuannya mengapa kita dilahirkan dari ibu yang berbeda
Ada tujuannya mengapa kita dibesarkan dalam  keluarga yang berbeda….
Ada tujuannya kenapa kita memiliki teman yang berbeda…….
Ada tujuannya mengapa ada orang yang memusuhi kita………..
Ada tujuannya mengapa kita memiliki masalah yang berbeda…………………
Intinya, ada tujuannya mengapa kita memiliki hidup yang tidak sama dengan orang lain.
            Bukankah tidak ada kejadian yang tidak memiliki hikmah di dalamnya? Hal ini dikarenakan Tuhan Sang Pencipta bukanlah Tuhan yang sembarangan dalam mencipta. Ia membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing. Dengan mencari tahu dan memahami tujuan serta hikmah di balik setiap peristiwa, semoga kita akan lebih mudah memahami lembar-lembar buku kisah kehidupan diri sendiri, amiiiiin……


Dyah Ayu Paramita