Kejut.com

Kamis, 15 September 2011

Karena memang tidak bisa dipaksakan

Wanita muda itu terlihat beberapa kali menyeka air matanya, dia bercerita tentang pernikahannya yang sudah berjalan selama 3 tahun lebih tanpa kehadiran seorang bayi mungil sebagai pelengkap biduk rumah tangga mereka, “sebenarnya saya pernah hamil 3 kali bu, tapi usia kehamilan saya tidak pernah lebih dari 3 bulan” ceritanya pada saya. Dia sudah memeriksakan kondisi kesehatannya selama beberapa kali, dari obat penguat kehamilan sampai tes TORCH pun sudah pernah dilakukannya dan hasilnyapun negatife, “saya tidak tahu apa yang salah pada diri saya, kenapa Tuhan masih belum mengamanahkan seorang anak pada kami” tambahnya, kali ini dia tidak cukup kuat untuk menyeka air mata yang sudah menumpuk di pelupuk matanya, pasti menyakitkan. Aku hanya mendengar, yah….mungkin cuma ini yang bisa aku lakukan untuk sedikit membantunya mengurangi beban. Dia terlihat menarik nafas, menenangkan diri dan melanjutkan ceritanya “kata dokter harus ada pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui bentuk rahim saya dan keadaan organ-organ kewanitaan saya, makanya saya sekarang nabung bu.” Itu menandakan bahwa perjuangannya belum berhenti pada titik ini, apapun akan dia usahakan sampai ada nyawa yang tumbuh dan berkembang dirahimnya dengan sempurna, benar-benar wanita yang luar biasa……
            Aku jadi teringat dengan diriku sendiri, ketika aku berencana memeriksakan diriku yang tak kunjung hamil setelah 3 bulan menikah, aku bertemu dengan seorang perawat, “mau periksa kehamilan bu?” pertanyaan pertama yang ditujukan padaku sebagai pembuka perbincangan kami, “engga bu cuma mau konsultasi dengan obgyn saja, sudah 3 bulan menikah tapi kok belum hamil” aku menjawab dengan jawaban yang lengkap dan detail berharap dia memberi tips, jurus jitu, saran atau apalah yang mungkin bisa membantu. “Wah, bagus bu, jarang loh yang punya kesadaran memeriksakan diri seperti yang ibu lakukan. Saya dulu juga harus menunggu 10 tahun untuk memiliki anak, semua usaha saya lakukan dan Alhamdulillah sekarang anak saya sudah tiga.” Appppaaaaa???????? 10 tahunn??????? Aku yang baru 3 bulan aja udah kayak orang kebakaran jenggot, seketika itu jadi mallluuuuuuu……Malu pada Tuhan, pada diriku sendiri, betapa kadang manusia merasa begitu terburu-buru dengan ketetapan yang sudah digariskan oleh Allah, terkadang kita menjadi manusia yang sok tahu, bukankah Allah mengetahui kita lebih baik dari diri kita sendiri? kita terlalu mengkhawatirkan masa depan yang membuat kita kehilangan masa sekarang, aku kehilangan waktu selama 3 bulan dimana seharusnya aku menikmati waktuku bersama suami sebagai pengantin baru, harusnya aku bersenang-senang dengan bebas menjelajah kota tanpa takut kecapekan, bebas menikmati kuliner tanpa perlu takut apakah itu sehat atau tidak sehat, bebas memakai baju apapun yang ingin aku pakai tanpa takut cukup atau tidak cukup. Begitupun sebaliknya, ketika Allah sudah mempercayakan amanahNya padaku, seolah tidak ada kebahagiaan yang lain yang lebih besar, aku belajar untuk sangat menikmati waktuku, menikmati masa ngidamku, ketika aku mual atau pusing atau ketika aku hanya bisa tidur dikasur karena lemas, karena dibalik itu semua ada rasa syukur yang luar biasa. Rasa syukur atas harapan yang akan sempurna ^.^
             Semua waktu yang kita jalani adalah waktu yang wajib untuk kita syukuri, apapun keadaan kita saat itu tanpa perlu ada rasa kuatir, bukankah kehidupan dan takdir kita akan tetap berjalan sesuai dengan ketetapan? Rasa kuatir dan cemas tidak akan menyumbang apa-apa kecuali keputusasaan, kadang Allah memberikan cobaan dalam suatu nikmat dan nikmat dalam suatu cobaan, lalu nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?

Dyah Ayu Paramita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar